Langsung ke konten utama

Sebuah Pendahuluan-Memandang Sejarah

 Jika anda adalah siswa, maka sejarah adalah sesuatu hal yang mungkin harus anda pelajari. Tidak luput dari kita bahwa seorang guru juga sering mengingatkan kita betapa pentingnya sejarah itu. Sejarah merupakan suatu hal yang sangat penting untuk kita pelajari. Karena setiap manusia pasti memiliki sejarah dan mereka sendiri pun bersejarah.

                Apabila kalian berpendapat bahwa sejarah merupakan masa lalu, maka anda pun juga memiliki masa lalu. Dan apabila anda berpendapat sejarah itu tidak penting, maka masa lalu anda pun tidak penting bagi anda. Jika dipikir lebih pendek, apakah pendapat anda itu baik untuk anda sendiri?

                Jika masa lalu anda saja tidak penting, bagaimana dengan masa depanmu? Masa lalu juga bisa berguna untuk membangun masa depan anda. Anggap saja 1 detik masa lalu anda itu termasuk sejarah, maka kesalahan yang anda perbuat saat 1 detik sebelumnya bisa anda perbaiki untuk kedepannya. Misal ada sebuah momen di mana anda tidak belajar untuk sebuah ujian dan setelah itu anda gagal dalam ujian anda. Karena kegagalan anda, anda merasa menyesal dan bertekad untuk tidak mengulanginya. Dan ternyata, ketika sebuah ujian mendatangi anda lagi, anda telah mempersiapkannya dengan belajar maksimal. Alhasil anda bisa berhasil dalam ujian tersebut.

                Ketika saya masih SD, saya jarang sekali pergi ke tempat-tempat bersejarah seperti candi dan museum. Sampai sekarang pun, saya juga masih jarang pergi ke tempat-tempat itu.  Lalu, bagaimana dengan anda? Apakah seperti saya juga? Hal tersebut tentunya bukan suatu masalah yang besar. Akan tetapi, yang jadi masalah adalah bagaimana kita melihat atau memandang sejarah.

                Mengenai sejarah, dahulu saya menganggapnya sepele. Di benak selalu terpikir bahwa sejarah itu membosankan, banyak hafalannya, bikin ngantuk, dan lain-lain. Tenang, bisa jadi itu karena kemalasan saja. Tetapi, bisa jadi itu karena anda memang tidak menyukainya. Berbeda antara “malas” dan “tidak suka”. Jika malas, mungkin dalam diri seseorang tersebut masih ada rasa menyukai sejarah. Dalam kondisi tidak malas, pasti dia akan mempelajarinya. Berbeda dengan tidak suka. Saat tidak malas pun seseorang tersebut tidak akan mempelajari sejarah. Tetapi, setiap pandangan tersebut bisa diubah selama ada niat dan tindakan yang tepat.

                Dalam hal akademis, kita tidak diwajibkan untuk mempelajari ilmu Sejarah. Yang wajib kita pelajari adalah mengenai peristiwa sejarah. Contohnya, kita merupakan seorang WNI dan kita wajib untuk mengetahui sejarah mengenai Indonesia. Tentu saja ini adalah sebuah kewajiban bagi kita selaku masyarakat Indonesia untuk mempelajari Sejarah Indonesia sebagai bentuk melindungi negeri kita dari ancaman apapun.

                Sejarah itu penting. Kita harus mengingat dan memahami masa lalu sebagai sebuah pelajaran untuk kita dalam membangun masa depan yang lebih baik. Jangan meremehkannya apalagi melupakannya. Karena hal tersebut akan memunculkan sebuah penyesalan di hari kemudian.

Komentar